Studio Alam Gamplong : Hollywood-nya Jogja
Studio Alam Gamplong Jogja pada awalnya merupakan lokasi syuting sebuah film, pada perkembangannya lokasi ini dimodifikasi menjadi destinasi wisata yang mampu menarik animo masyarakat untuk mengunjungi dan mengantar mereka kembali ke jaman kejayaan Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung.
Letak eksaknya di Dusun Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, Studio ini Menempati lahan seluas 2 hektar. Studio alam ini tadi nya merupakan lokasi syuting film kolosal “Sultan Agung : The Untold Love Story” (2018), yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan diproduksi oleh Mooryati Sudibyo Cinema. Sinema ini tayang pada Agustus 2018 lalu yang dibintangi oleh Ario Bayu, Anindya Putri, Putri Marino, Adinia Wirasti, Martino Lio dll.
Film ini menceritakan tentang perjuangan Sultan Agung menyerang Belanda di Batavia dan dibumbui kisah percintaannya. Film ini juga mendapat kritikan yang cukup tajam baik dari pengamat film maupun dari pihak Keraton Yogyakarta Hadiningrat. Ada beberapa hal yang tidak sesuai antara cerita dalam film dengan pakem-pakem yang ada dalam Keraton.
Baik, Lupakan bahasan film ini, Kalau mau menonton belilah kopi aslinya, Jangan nonton online gratisan atau beli bajakan. Mari kita bahas Studio Alam Gamplong saja yang menjadi lokasi syutingnya. Oh iya, Properti diatas lahan ini sebenarnya merupakan milik Mooryati Sudibyo Cinema, Namun dihibahkan kepada warga desa untuk dimanfaatkan. Udah kebelet kesana ? Sebelum kesana kamu musti baca ini dulu.
Suasana dan Isi dari Studio Alam Gamplong Jogja
Meskipun ini sebuah studio, tapi tempat ini terbuka / outdoor. Karena tentu saja nggak semua studio itu indoor atau tertutup. Hollywood adalah contoh studio terbuka yang luas. Nah, Studio Gamplong ini boleh dibilang Hollywood-nya Jogja. Karena terbuka tersebut, maka kemungkinan besar kalau cuaca cerah maka kamu akan mendapat suasana terbaik untuk berfoto-foto meskipun akan terasa panas di kulit dan banyak debu beterbangan. Sedangkan kalau hujan maka nggak akan ada yang bisa dilakukan, kecuali ngeyup.
Di lingkungan studio ini juga terdapat pasar tradisional tapi hanya buka pada penanggalan Jawa (Pon dan Kliwon). Bagi orang daerah Godean pasti sudah paham pada saat hari pasaran Pon-lah, Pasar Godean bisa tumpah ruah . Kampung di sekitar lokasi juga merupakan penghasil kerajinan tenun ATBM (Alat tenun bukan mesin) yang sudah turun-temurun sejak lama. Kamu bisa bawa pulang Tenun Gamplong sebagai cinderamata yang mengesahkan kalau kamu udah berkunjung kesini..
Studio ini juga masih dipakai sebagai lokasi syuting untuk film lainnya setelah Film Sultan Agung selesai dibuat. Film Bumi Manusia yang rilis pada Agustus 2019 ini juga menggunakan Studio ini sebagai tempat pengambilan gambar. Studio yang cukup luas ini mampu menampung ratusan orang karena memang dibuat seperti kota betulan. Terdapat beberapa bagian yang menjadi landmark dari studio ini, Misalnya :
Benteng Hollandia, Jembatan Ungkit dan Sungai Ciliwung.
Karena dalam film itu menceriterakan tentang sejarah penyerangan Kerajaan Mataram terhadap VOC di Batavia, maka dibuatlah Benteng replika Hollandia sebagai setting film tersebut. Replika Benteng ini dibuat hampir menyerupai aslinya saat penyerangan Mataram pada abad ke 16. Benteng ini juga mempunyai kanal di depannya yang merupakan perumpaan Sungai Ciliwung.
Jembatan menuju ke arah Benteng pun dibuat menyerupai jembatan pada masanya. Ciri khas Jembatan Ungkit, teknologi yang digunakan oleh pemerintah Belanda / VOC pada waktu itu memberikan warna kolonialisme yang sangat kental pada bangunan tersebut.
Sungai-nya memang tidak sepanjang dan sebesar aslinya, namun dalam film bisa kita perbandingkan bahwa kanal ini memang dibuat menyerupai skala aslinya. Tentu saja kamu ngga perlu nyemplung dan berenang disini, karena ini bukan wisata renang.
Rumah Belanda dan Kampung Pecinan di Kota Batavia
Disini juga dibuat replika bangunan milik Belanda di Batavia agar didapatkan kesan kolonial yang kuat pada film itu. Rumah-rumah tersebut dihuni oleh Meneer Belanda pada jamannya. Juga ada Kampung Pecinan yang dapat dilihat dari karakter bangunan, ornamen penghias dan tulisan-nya, digambarkan dalam bentuk warung dan toko obat. Mirip dengan bangunan yang ada di film-film kungfu.
Gerbang dan Pendopo Keraton Kerto Mataram.
Ada bangunan pendopo keraton yang disebut Keraton Kerto yang dulunya terletak di daerah Kotagede. Pendopo Kerajaan Mataram dulu sempat berlokasi di daerah Kotagede pada jaman Sultan Agung, bukan di selatannya Alun-alun utara seperti sekarang ini. Bangunan yang terdapat disini adalah Pendopo Ageng dan Pendopo Alit, dua buah bangunan yang aslinya kini sudah tak ada lagi.
Kampung Mataram Abad 16
Ada beberapa rumah bambu / kayu yang kelihatan sangat sederhana yang dibuat sebagai replika rumah-rumah perkampungan pada sekitar abad 16. Perkampungan tersebut merupakan gambaran dari kehidupan pedesaan / kampung masyarakat Mataram pada masa itu.
Kota Kranggan Surabaya Awal Abad 19
Ada salah satu sudut yang cukup ramai dikunjungi wisatawan, yaitu spot Kota Kranggan Surabaya pada zaman 1900-an. Bangunan-bangunan di spot ini dibuat menyerupai komplek pertokoan berjajar di sebuah jalan. Spot ini tidak terkait dengan film Sultan Agung, karena setting-nya berbeda zaman.
Trem / Kereta
Dilengkapi dengan Trem / Kereta yang menggunakan rel di tengah jalan. Kereta ini pada kenyataannya dapat berjalan dan bisa dinaiki oleh anak-anak yang ingin menikmatinya seperti odong-odong di Alun-alun selatan. Namun Trem ini sebenarnya tidak terkait film Sultan Agung, Melainkan dengan film lainnya.
Akses ke Lokasi Studio.
Jarak lokasi wisata Hollywood-nya Jogja ke pusat kota relatif jauh, butuh sekitar 1 jam perjalanan melintasi kepadatan lalu lintasnya. Namun tidak sulit untuk menemukan studio ini dari kota, Asal kamu sudah berada di Jalan raya Jogja-Purworejo ntar tinggal belok kanan dikit di pertigaan Jalan Gedongan. Buka peta aja dari koordinat yang ada di bawah (tabel), tinggal pencet direction / petunjuk arah.
Jalan menuju lokasi sudah beraspal dan terdapat papan petunjuk yang memadai. Namun apabila kamu dari luar daerah / pulau dan merasa kesulitan karena nggak bawa kendaraan pribadi. Kamu bisa menghubungi Rental mobil yang mau mengantarmu kemari, menungguimu beraktifitas dan mengembalikanmu ke hotel/ penginapan.
Kamu juga bisa naik sepeda, motor atau kendaraan roda empat. Bisa sih naik sepeda kesini tapi dijalan besar itu banyak truk tronton dan bus, mendingan sepedaannya ke tempat yang lain aja.
Harga Tiket Masuk Studio Alam Gamplong
Sementara ini studio juga masih terus berbenah dan berinovasi agar bisa makin keren di masa mendatang, Masuk kesini masih gratis asalkan follow akun instagram @gamplong_studio dan tagging ke tiga akun temanmu yang lain. Kami nggak ngerti apakah selain akun instagram bisa diperbolehkan masuk, karena pemakai media sosial macam Tic-toc & Tinder juga lumayan banyak. Kamu punya Tinder?
Peta Lokasi dan Informasi lain di Studio Gamplong.
Jenis Lokasi | Museum |
---|---|
Wahana | Studio Alam, Trem, Benteng, Tenun ATBM |
Fasilitas | Toilet, Mushola, Parkir, Foodcourt, Pasar |
Penginapan terdekat | – |
Tarif Masuk | Masih Gratis , Follow Instagram @gamplong_studio |
Tarif Foto Spot | Gratis |
Area Parkir | Luas |
Tarif Parkir | 5-25K/mobil, 25-50k/minibus-bus |
Jam buka | 06.00-17.00 |
Jarak Tempuh | +/- 50 menit |
Buat Balita | Fair |
Peta Lokasi / Map | -7.8064172,110.237957 |
Info Tambahan :
Hollywood mini ini agak jauh dari beberapa obyek wisata lain, namun untuk para pecinta wisata, jauh bukan masalah. Kamu bisa lanjut ke Puncak Suroloyo untuk menghayati laku Sultan Agung dalam perjalanannya menjadi Penguasa di tanah jawa. Atau meluncur ke Museum History of Java, agar paham bagaimana sejarah dan runtutan kejadian di Pulau Jawa hingga masa kejayaan Mataram.
Beri Komentarmu terhadap Studio Alam Gamplong
Atraksi / Daya Tarik |
|
Informasi |
|
Fasilitas / Sarana Pendukung |
|
SDM / Manajemen |
|
Pelayanan / Akomodasi |
|
Keamanan |
|
SUMMARY
Studio Alam Gamplong Jogja pada awalnya merupakan lokasi syuting sebuah film, pada perkembangannya lokasi ini dimodifikasi menjadi destinasi wisata yang mampu menarik animo masyarakat untuk mengunjungi tempat ini. |
4.1
|