Sekilas Jogja : Tentang Wilayahnya
Sekilas Jogja : DIY terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara geografis terletak pada 8º 30′ – 7º 20′ Lintang Selatan, dan 109º 40′ – 111º 0′ Bujur Timur. Berdasarkan bentang alam, wilayah DIY dapat dikelompokkan menjadi empat satuan fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunung api Merapi, satuan fisiografi Pegunungan Sewu atau Pegunungan Seribu, satuan fisiografi Pegunungan Kulon Progo, dan satuan fisiografi Dataran Rendah.
Gunung Merapi |
Sekilas Jogja : Topografi Vulkanik
Satuan fisiografi Gunung Merapi, yang membentang mulai dari puncak gunung api hingga dataran fluvial gunung api termasuk juga bentang lahan vulkanik. Daerah ini meliputi Kabupaten Sleman, Kotamadya Yogyakarta dan sebagian Kabupaten Bantul. Daerah kerucut dan lereng gunung api tersebut merupakan daerah hutan lindung sebagai area resapan air untuk daerah bawahan.
Satuan bentang alam ini terletak di Sleman bagian utara. Gunung Merapi yang merupakan gunung berapi aktif dengan karakteristik khusus. Gunung ini mempunyai daya tarik tersendiri sebagai objek penelitian, pendidikan, dan pariwisata tentunya.
Sekilas Jogja : Topografi daerah Karst
Sementara di daerah selatan terdapat Satuan Pegunungan Selatan atau Pegunungan Seribu, yang terletak sebagian besar di daerah Gunungkidul. Daerah ini merupakan kawasan perbukitan batu gamping dan bentang alam karst yang tandus. Wilayah ini kekurangan air di permukaan. Dengan struktur bagian tengahnya, merupakan Cekungan Wonosari yang telah mengalami proses pengangkatan secara tektonik sehingga terbentuk menjadi Plato Wonosari (dataran tinggi Wonosari). Satuan ini merupakan bentang alam hasil proses solusional (pelarutan), dengan bahan baku batu gamping, dan mempunyai karakteristik lapisan tanah dangkal, dan vegetasi penutupnya sangat jarang.
Perbukitan Karst |
Topografi Marin & Eolin
Di wilayah barat, Satuan Pegunungan Kulon Progo yang terletak di Kabupaten Kulon Progo bagian utara, merupakan bentangan lahan struktural denudasional dengan ciri topografi perbukitan. Areal ini mempunyai ciri seperti lereng yang curam, dan potensi kandungan air tanah yang minim. Satuan Dataran Rendah tersebut, merupakan bentang area fluvial (hasil proses pengendapan sungai) yang didominasi oleh dataran aluvial, membujur di bagian selatan DIY. Mulai dari Kabupaten Kulon Progo sampai Kabupaten Bantul yang berpapasan dengan Pegunungan Seribu.
Satuan fisiografi ini membentuk karakter daerah yang subur. Termasuk dalam satuan ini adalah bentangan lahan Marin dan Eolin yang belum dimanfaatkan. Bentangan ini merupakan wilayah gugusan pantai dari Kulon Progo hingga Bantul. Khusus bentang lahan marin dan eolin di Parangtritis Bantul, yang terkenal dengan Gumuk pasirnya, merupakan laboratorium alam untuk kajian bentang alam pantai.
Pantai Selatan Jogja |
Pengaruh Kondisi Fisiografi terhadap Wilayah Jogja
Kondisi fisiografi tersebut membawa pengaruh terhadap penysebaran penduduk, ketersediaan prasarana dan sarana serta kegiatan sosial ekonomi penduduk. Hal tersebut juga membedakan kemajuan pembangunan antar wilayah. Daerah-daerah yang relatif datar, seperti wilayah dataran fluvial yang meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul (khususnya di wilayah Aglomerasi Perkotaan). Area tersebut adalah daerah dengan kepadatan penduduk tinggi dan memiliki intensitas kegiatan sosial ekonomi yang tinggi. Sehingga menjadikan wilayah tersebut lebih maju dan berkembang.
Sungai Gajahwong |
Dua daerah aliran sungai (DAS) yang cukup besar di DIY adalah DAS Progo di barat, dan DAS Opak-Oya di timur. Sungai-sungai yang terkenal di DIY antara lain adalah Sungai Serang, Progo, Bedog, Winongo, Boyong-Code, Gajah Wong, Opak, dan Kali Oya. Sungai tersebut juga berpengaruh secara tidak langsung untuk kegiatan pertanian di sekitarnya.
Demikian, semoga pembaca punya gambaran lain mengenai Jogja. Semoga setelah memiliki pandangan dari sisi geografi ini, lantas berfikir untuk mengunjungi Jogja dengan pandangan/ alasan yang kami kemukakan di halaman Berwisata Ke Jogja.